Pada hari Sabtu tanggal 5 Maret 2016 kemarin, saya diberi kesempatan untuk mengikuti Pelatihan Jurnalistik reporter LINES DIY. Dalam Pelatihan Jurnalistik tersebut selaku pembicara utama adalah Drs. Octo Lampito, M.Pd. selaku Pimpinan Redaksi Koran Kedaulatan Rakyat Yogyakarta. Pelatihan Jurnalistik sendiri bermaksud membekali semua reporter LINES DIY agar menjadi wartawan yang beretika dan berkarakter.
Materi Pelatihan Jurnalistik yang disampaikan Bapak Octo Lampito berjudul Etika di Tengah Arus New Media. Menurut etika media profesional, wartawan dituntut untuk independen, melakukan verifikasi, dan setia kepada warga. Selain itu, para reporter LINES agar menjadi wartawan berkarakter, wartawan harus dapat berfikir dan berempati, serta mampu menyuarakan pihak-pihak yang tidak dapat bersuara.
Drs. Octo Lampito, M.Pd juga menekankan bahwa wartawan, termasuk para reporter LINES DIY harus menghindari 7 dosa media massa, yaitu:
- Distorsi informasi.
- Dramatisasi, menyampaikan berita dengan melebih-lebihkan.
- Melanggar privasi.
- Pembunuhan karakter atau pengadilan oleh pers.
- Eksploitasi seks.
- Tidak edukatif.
- Penyalahgunaan kekuasaan.
Untuk menjaga independensinya wartawan tidak boleh terpengaruh oleh pemilik media. Drs. Octo Lampito, M.Pd yang pernah menjadi jurnalis perdamaian di Libanon menekankan pula bahwa inti jurnalisme sebenarnya adalah verifikasi. Informasi harus diuji, dicek dan kembali dicek. Diperlukan minimal dua nara sumber berita yang berkompeten dan berimbang. Semua pihak mendapatkan kesempatan untuk berbicara. Hati-hati dengan sumber dari internet, karena banyak ketidakbenarannya. Data terkait angka sebaiknya disajikan lengkap, sehingga pasca wawancara wartawan perlu mengumpulkan lebih banyak data dari nara sumber. Obyektif dan berempati juga harus dijunjung tinggi sebagai karakter wartawan. Bagaimana wartawan mampu memahami perasaan nara sumber dan berusaha seandainya wartawan menjadi pihak lain.
Sesuai UU No. 40 tahun 1999, diharapkan LINES DIY bisa membuat pencerahan dan meliterasi masyarakat sehingga tidak semakin bodoh dengan adanya gelombang informasi di dunia maya, karena dalam kenyataan tidak semua informasi yang ada di media online bermanfaat.