Di era yang sudah serba digital ini perilaku seseorang yang mempunyai kepribadian luhur rasanya sudah jarang dijumpai. Ada enam thabiat/perilaku yang perlu dimiliki dan dipraktekkan dalam keluarga, sebagai kehidupan sosial terkecil yaitu :
- Rukun
- Kompak
- Kerjasama
Ketiga thabiat/perilaku ini diaplikasikan dalam kehidupan keluarga maupun kehidupan dalam masyarakat dan ini merupakan perilaku/thabiat sosial (social behaviour). - Jujur
- Amanah
- Mujhid Muzhid
Ketiga tabiat/perilaku ini merupakan perilaku individu (individual behaviour).
Secara rinci enam thabiat luhur baik pengertian maupun sumber hukumnya akan diuraikan dibawah ini:
- Rukun,
Perilaku Rukun berarti dalam kehidupan keluarga/bermasyarakat diantaranya mempunyai ciri-ciri/sifat sebagai berikut :
- Tidak punya unek-unek jelek, dengki, iri hati kepada sesama.
- Saling mengasihi, saling memaafkan, bantu membantu dan tolong menolong dalam kebaikan, kuat memperkuat dan saling mendoakan yang baik.
- Kalau bertemu diusahakan dengan penampilan wajah ceria.
Perilaku rukun ini sebagaimana sabda Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam :
تَرَى اْلمُؤْمِنِيْنَ فِى تَرَاحُمِهِمْ وَتَوَادِّهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ اِذَا اشْتَكَى عُضْوًا تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ جَسَدِهِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى * رواه البخارى
“Engkau (Muhammad) melihat orang-orang iman didalam saling menyayangi, saling menyenangi, dan saling mengasihinya mereka sebagaimana sekujur tubuh, ketika salah satu anggotanya sakit maka seluruh tubuhnya ikut merasakan sakit, yaitu dengan tidak bisa tidur dan demam / panas dingin.”
- Kompak,
berarti perilaku yang dipraktekkan dalam kehidupan keluarga / bermasyarakat diantaranya dalam kegiatan-kegiatan yang telah disepakati dikerjakan bersama-sama dengan giat, senang, gembira, seia sekata, sehingga digambarkan yang satu terhadap yang lainnya, sebagaimana bangunan satu yang komponennya saling memperkuat.
Kekompakan ini sebagaimana disabdakan oleh Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam :الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا * رواه البخارى
Orang iman terhadap orang iman yang lain sebagaimana bangunan yang bagian-bagiannya saling memperkuat.”
- Kerjasama yang baik,
berarti dalam kehidupan sehari-hari dapat saling peduli, saling mendukung, saling melancarkan, tidak jegal menjegal, tidak jatuh menjatuhkan, tidak rugi merugikan dan tidak fitnah menfitnah.
Kerja sama yang baik ini sebagaimana firman Alloh dalam Al-Qur`an:وَتَعَاوَنُوا عَلَى اْلبِرِّ وَالتَّقْوى وَلاَ تَعَاوَنُوا عَلَى اْلإِثْمِ وَاْلعُدْوَانِ … الأية * سورة المائدة ٢
Dan tolong menolonglah kalian atas kebaikan dan ketaqwaan dan jangan tolong menolong atas dosa dan permusuhan . . .”
- Jujur,
berarti dalam kehidupan sehari-hari secara individu selalu berkata yang benar, tidak dusta, tidak menipu, dan berbicara apa adanya.
Tabiat jujur ini sebagaimana Firman Alloh dalam Al-Qur`an :يَاأَيُّهَا الَّذِينَ أمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ * سورة التوبة ١١٩
“Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian kepada Alloh dan hendaklah kalian berada bersama orang-orang yang jujur.”
- Amanah,
berarti dalam kehidupan sehari-hari secara individu orang tersebut bisa dipercaya dan menjaga kepercayaan yang diberikan kepadanya, tidak berkhianat (tidak merusak kepercayaan) dan menyampaikan barang yang benar/haq kepada yang berhak menerimanya.
Perilaku ini diperkuat oleh firman Alloh dalam Al-Qur`an :
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا اْلأَمَانَاتِ إِلى أَهْلِيهَا … الأية * سورة النساء ٥٨Sesungguhnya Alloh memerintah kepada kalian untuk mendatangkan/menyampaikan amanat-amanat kepada ahlinya . . .”
Sabda Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam :
أَدِّ اْلأَمَانَةَ إِلَى مَنِ ائْتَمَنَكَ وَلاَ تَخُنْ مَنْ خَانَكَ * رواه الترمذى“Sampaikanlah amanat pada orang yang mempercayaimu, dan janganlah mengkhianati orang yang mengkhianatimu (jangan membalas dengan kejahatan).”
- Mujhid-muzhid.
Seseorang dapat dikatakan hidupnya mujhid, apabila dalam kehidupan sehari-hari kerjanya giat, semangat dan berhasil serta kurup sesuai dengan kerja tersebut. Selanjutnya seseorang dapat dikatakan muzhid, apabila dalam kehidupan sehari-harinya mengatur penghasilannya dengan pola hidup hemat, gemi, tidak boros dan dapat mengukur antara kemauan dengan kemampuannya.
Sebagaimana sabda Rosululloh Shollallahu ‘alaihi wasallam :
قَدْ أَفْلَحَ الْمُزْهِدُ الْمُجْهِدُ * رواه أحمد“Sungguh beruntung orang yang tirakat